Sabtu, 22 Oktober 2011

tentang dia


tentang dia
ada banyak hal tentang dia yang tak bisa kulukiskan dengan kata mungkin bunga bisa jadi perumpamaan... kemolekannya atau rembulan yang bulat sempurna serupa matanya

ah tidak

tak ada yang bisa menyandingnya...
ia yang kupilih hanya sebagai kenangan pelan-pelan kutinggalkan namun malu-malu kutuliskan puluhan kidung rindu yang kusimpan aman dibalik bantal. tak boleh ada yang tahu biar Sang Maha Penjaga saja yang mendengar isak malamku yang merindu dia

lagi


LAGI
Lagi, 
Sayup lirih kudengar pilumu
Begitu menyayat semua ego 
Menarikku mengikut nelangsa

Lagi,
Doamu menembus relung hati
Seketika menikam nafas hidup
Mengiris sekat-sekat kenangan

Berpulang lagiku padamu 
Pemilikku selagi lugu termahkotakan 
Masih kau penatah jiwaku
Penghias semua belianya cinta

Lagi, 
Aku mengharap pulang ketika senja temaram, padamu 
Kau yang melukai dan kini kulukai, tundukkan aku
Biarku bersimpuh mengadu dan memintaku yang lalu hilang ketika aku tanpamu

dari HATI


dari HATI

wahai engkau sang penguasa hati
hamba bermunajat dalam hati
jagalah selalu lisan dan hati hamba ini
jauhkan dari segala yang menyakiti

baik dalam lisan dan maksud hati
dari awal hamba mengucap janji hingga pergi nanti
sesungguhnya tiada yang lebih mengetahui diri
selain hamba dan ilahi

wahai engkau yang namanya terselip didalam hati
jika dalam jalanku menyempurnakan diri
dirimu tiada dalam hari
ataupun kita berbeda dalam arti

mohon pada-Nya agar tiada dengki
bersihkan hati dan ikhlaskan diri kami
agar saat bertemu dilain hari
tiada yang mengganjal dihati

karena tiada maksud lain dalam hati
hanya jalan menyempurna diri
tanpa ingin banyak berjanji
ataupun menyakiti banyak hati
tertanda dari suara hatiku

CINTA YANG TAK SEMPAT TERUNGKAP


CINTA YANG TAK SEMPAT TERUNGKAP

mengapa aku masih saja diam membisu
saat kamu isyaratkan cinta
yang kau titipkan pada embun pagi
hingga kembang liar mekar mewangi
sisakan aroma kala kumbang mengambil sarinya

mengapa aku menggigil diam dalam hening senja
saat kau ungkapkan debar cintamu
yang kau titipkan pada ombak yang tak henti melumat bibir pantai
sisakan buih buih kenangan saat kehangatan itu mulai surut

aku juga masih saja tak sanggup membalas emailemail cintamu
saat kau tuangkan dalam jeritanjeritan rindumu
yang tak pernah rampung di kisahkan para penyair
hingga kering airmata mereka jadikan tinta untuk menulis
sisakan sesal saat rindu itu mulai menjadi beku

cukupkah bagimu,……..
mengetahui bahwa aku pernah mengisyaratkan cinta padamu:
saat  embun masih mengunci lelap tidurmu
sebelum surut gemuruh ombak mencium bibir pantai
cukupkah bagimu,……
mengetahui bahwa aku pernah menulis sebait puisi cinta:
saat jemari ini belum lelah menulis rasa yang sama
dalam tangis yang telah kering untuk dijadikan tinta
bahwa aku sesungguhnya lebih dahulu begitu mencintaimu
tapi tak sempat ku ungkapkan.

Catatan pagi kemarin.


Catatan pagi kemarin.
Senja tadi ketika guratan warna jingga tertutup kelambu petang ini
sepasang merpati terbang menari nari diatas awan
seolah aku merasa bahwa aku ini batu kerikil yang dilempar tangan keatas
dan jatuh ke lelehan aspal ,aku digilas stom, rata diratakan, halus bagi pijakan.
lalu gemuruh badai dan mendung menghardik langit dengan senyuman
merekah bunga bunga bermekaran dan bulir demi bulir aku rasakan
dari bunga dan daun daun yang lelah menopang air
air jatuh didahiku
merambat melewati sela mata kiri diatas hidung
jatuh dibibir kucecap asin

aku kau hanya ingin dicintai dan mencintai
aku bingung
aku mencintai
daun, bambu bambu merunduk 
seperti menangis

diatas air sekilan tangan
kabut dari utara berhembus keselatan
kecipak bader soca malam ini
membakar semangatku menyanding pagi
menunggu matahari bersinar terang

rumput-rumput mengembun
nampak dari jauh terlihat
seperti berlian
bening menembus membias hingga warna hijau terlihat seperti pelangi

fajar
ayam-ayam keluar dari kandang
didepan tanah yang kududuki
ia mencakar-cakar

aku merasa senang
si ayam dapatkan makanan
cacing ..

dia meronta-ronta menggeliat-geliat
dibawa lari oleh si ayam
diparuhnya si cacing berontak

Ya....
ayamlah yang menang
cacing ditelan
kembali aku melihat
riak kecil di air
hampala

udang wader dan ikan ikan kecil lainya
lari bersembunyi menyelamatkan diri

aku dapat sesuatu

kuambil joran walesan begitu juga reel dan senar
kurakit dengan poper sebagai umpan
Ya ...
kulempar tepat diatas
ketika hampala mengejar mangsanya
dalam hatiku
Hampala