Senin, 24 Oktober 2011

anak perempuan dan ayah :'(

Aku anak kedua ayah sekaligus anak terkecil ayah. Aku sayang sekali padanya. Beliau selalu membuatku bahagia dengan apapun caranya. Membelikan terompet di tahun baru. Memberi hadiah saat ku ulang tahun. Dan masih banyak lagi. Beliau tak pernah membuat ku menangis, dan jika aku menangis beliau selalu berusaha membuatku berhenti menangis dan tertawa, aku teringat, saat aku ingin sekali memancing tapi keadaan ku saat itu aku sakit, dan bunda tak membolehkannya, ayah yang selalu membelaku, ayah memberikan apa yang aku inginkan agar aku tak menangis.
Aku dan ayah mempunyai banyak persamaan.
-Sama sama berkulit hitam
-Sama sama suka sayuran
-suka membantah bunda
-cerewet
-suka menulis
-suka minum kopi


Tapi aku dan ayah mempunyai banyak perbedaan juga
-ayah pemberani, aku tidak.
-ayah perokok, aku tidak suka perokok.
-ayah mempunyai semangat yang tak pernah hancur, aku suka putus asa
-ayah berambut ikal, aku lurus


Kebiasaan ayah di pagi meminum secangkir kopi dan ditemani koran pagi, kadang ditemani dengan rokok di meja depan. Ayah selalu mengajak ku bolos sekolah kalau hari jumat, sabtu, minggu. Entah aku diajak membolos aku sudah lupa.


Masih jelas dalam ingatan ku Rabu tanggal 30 Juni 2004. Kaos merah dan celana pendek hijau menjadi saksi "dek, ayah sudah ngga ada" satu kalimat yang meluncur dari mulut bunda sudah sanggup meruntuhkan ketegaran hati yang kumiliki. Dengan pelan ku coba untuk mengintip ke adaannya di ruang ICU. Saya hanya bisa duduk menatap kekosongan dan mengenang masa bahagia bersamanya. Seumur hidupnya dia tak pernah membiarkan saya dalam kesedihan. Saat saya menangis ayah selalu memiliki cara untuk membuat lesung pipiku kembali terlihat. Tapi hari itu seolah ia membiarkanku dalam sebuah kesedihan yang mendalam untuk belajar menerima sebuah perpisahan badani yang merupakan awal dari sesuatu yang kekal.








TUJUH TAHUN LALU.
30 JUNI 2004
LOVE YOU, DAD.
I MISS YOU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar