Mungkin, semoga tidak
mungkin, semoga tidak
cinta yang gembala ke padang khayal
akan semakin menekuk tekuk mungil kaki yang nanah
kemembenturan menjadi cekam himpit ruang yang memang sempit
aroma maut bersahut menggendang hingga menyudut takut kalut
membuka peluk pun tangan menggetih dadu
segunung bara rasa rindu alir serasa pusaran di kelopak jantung
sesak membiasa terpilih berontak sia-sia
udara yang satu-satu menyurut segala kelana hendak
sudut bibir di hambur-hambur beku salju
tergugu di gugusan waktu berlalu
pantaskah menyegala jika
dendang jalang memajang jalan
dan lirih pekik terlindas beringas kecut nyali
mungkin, bila iya
karam tenggelam gembala cinta
pada buncah hujan di padang garang
dengan belati di tangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar